Auhtor: El-L WithDarK-Raven a.k.a. El Raven
Rated: T+ (?)
Genre: Bloody
Warning(s): bloody, typo(s), e.t.c
xXxXx
_________________________________________
"Ahahahahahah!!!!!"
"Gila! Anak ini gila!!"
"Aku memang gila! Ahahahahahah!!!! Aku ini gagak yang gila!!!!!"
"Sial! Tangkap anak itu! Bawa ia ke hadapan Ratu hidup atau mati!!!"
"Ahahahahahahah!!!!!! Hati-hati dengan gagak!!! Baunya busuk!!! Ahahahahah!!!!!!"
"Gila!! Kau gila!!!! Kubunuh kau!!!!"
"Gila!! Aku memang gila!!! Ahahahah!!!! Bawa saja aku ke hadapan Ratu yang juga sinting itu!!!!"
"DIAMMM!!!!!!"
ZRASSSSHHHHHH...
hujan?
xXxXxXx
Aku
memejamkan mataku, mencoba menikmati apa itu gelap. Ahh.. Memejamkan
mata ataupun tidak sama saja, ruangan apa ini? Gelap. Aku meraba-raba
lantai tempatku bersimpuh, kadang terasa hangat, namun juga terasa
dingin. Aku merebahkan diriku pada lantai ini. Terasa ditubuhku sebuah
genangan air yang busuk. Akupun menjilat genangan air itu.
"Ahhh.. Maniss..." ucapku sambil terus menjilati genangan air tersebut.
KREEETTT..
"Sial.." gerutuku ketika seberkas cahaya memasuki ruang yang aku tempati ini.
"Paduka
Ratu, dia adalah gadis yang memberontak di depan istanamu tadi!" pekik
seorang lelaki berbaju zirah sambil menuding-nudingku.
"Siapa kau?" tanyaku berwajah suram menatap seorang wanita paruh baya memakai baju serba hitam.
"..." wanita paruh baya bermata blu ocean itu tak menjawab. Ia hanya memandang lekat mata raven-ku dengan tatapan kosong.
"Ku tanya, siapa kau!"
"Diam!
Tak boleh bertindak sopan pada Ratu!" sergah lelaki berbaju zirah itu
lagi sambil maju selangkah kedepan wanita paruh baya seolah ingin
melindunginya.
"Kau..! Tak boleh seorang pun yang membelakangiku! Kau melecehkanku!!! Penggal kepala orang ini!! Penggal kepala orang ini!!" pekik wanita ocean blue tadi ke arah lelaki berbaju zirah.
Deg!
Hatiku bergetar. Bukan merasakan takut..
Aku
sigap berdiri, entah kenapa aku memperkuat otot jari-jariku dan segera
menghunuskannya keleher lelaki berbaju zirah tadi. Aku mencengkram erat
lehernya sambil tertawa kecil. Kemudian kutarik urat nadinya dan
kupatahkan sambungan leher dengan kepala milik lelaki itu.
"Ahahahahahahahahahah!!!!!!!!!
Tulang lehernya lunakk!!!! Ahahahah!!!!!" pekikku sambil meremas-remas
benda keras yang aku cengkram di lehernya hinga ku sadar ia sudah tak
bernyawa lagi.
"Bagus!! Seperti itulah hukuman yang akan
diterima orang yang membelakangiku!!!" jerit wanita paruh baya itu
sambil memperhatikanku.
"Ahahahahahah!!!!!" aku menikamkan
kepala orang yang sudah tak bernyawa itu kelantai. Setelah itu aku baru
sadar, aku berada dalam sel gelap, dilantainya terdapat tulang
belulang, daging busuk serta genangan air yang kujilat tadi itu ternyata
genangan darah.
Aku hening. Mencoba menikmati aroma busuk darah. Ahhhh...
GREPP!!!
Wanita paruh baya itu mendekapku, kemudian melepaskan dekapannya dan menjilati tanganku yang berlumuran darah.
"Kau gila... Sama sepertiku..." ucap wanita itu sambil terus menjilat nikmat tanganku.
"Tidak, kau bukan gila, madam. Kau Sang Ratu Sinting..."
"Hahahahah!!!! Kau benar!!! Aku Sang Ratu Sinting!!! Kalu begitu, kau jadilah putriku!! Putri Gila!!! Putri Gagak Gila!!!!"
girangnya sambil mengelus rambut hitamku yang panjang.
"Gagak?"
"Ya!!!!!
Kau 'Gagak Gila'! Aku bisa melihat sayap hitam penuh keagungan dibalik
punggungmu!! Kau bahkan tadi menjilati darah dan menikmati darah! Kau
persis seperti gagak! Ikut denganku!"
Aku terseret oleh cengkraman wanita sinting itu menuju tempat yang sangat menyilaukan mata.
Sial!
xXxXxXx
"Madam, aku benci sinar!" gerutuku sambil membersihkan sisa-sisa darah yang masih melekat di tanganku.
"Matikan lampunya!!!" pekik Sang Ratu yang kini sudah menjadi ibuku kepada sekawanan pengawal yang ada di belakang kami.
"Tapi..." sergah salah seorang pengawal bermata hazel dibelakang kami.
"Kau menentangku?? Kalian seharusnya lakukan apa yang kuminta!! Penggal kepalanya!!!! Penggal kepalanya!!!!"
ZRASSSSHH!!
Aku menebaskan pedang yang kuambil dari tangan salah seorang pengawal kearah leher penentang tadi.
"Bagus!" wanita itu kembali girang.
"..."
aku terdiam. Hinga darah mengalir mengenai
kakiku...
"Ahahahahahahahahahah!!!!!!!" kamudian aku tertawa
sekencang-kencangnya hingga seluruh lampu kerajaan dipadamkan.
"Mengapa
kau benci sinar?" tiba-tiba terdengar suara seorang lelaki yang
membuatku merinding. Aku segera membalikkan badanku dan membuatu bertemu
pandang pada sepasang mata crimson seperti warna api. Tangannya menggengggam sebuah obor untuk penerangan.
"Siapa kau?" tanyaku pada lelaki crimson tadi.
"Ia anak kandungku..." jawab Ratu.
"Namaku... El Crimson.. Kau?" lelaki malah balik bertanya padaku.
"Panggil saja Raven." ucapku dengan nada ketus.
"Nahh..
Mulai hari ini, kalian bersaudara..." wanita paruh baya itu menepuk
pundak kami bersamaan, kemudian ia pergi entah kemana.
"Aku pergi..." aku mulai menjauhkan diri dari lelaki bermata terang seperti api itu.
"Kau belum menjawab pertanyaanku tadi.." cegahnya.
"Bodoh, aku benci sinar.. Karena aku gagak yang benci cahaya..."
xXxXxXx
10 tahun kemudian...
"Crimsonnnn!!!! Hari ini ulang tahunmu yang ke 20~!!" pekik Ratu sambil memeluk lelaki bermata crimson itu.
"Raven,
hari ini juga ulang tahunmu yang ke 18~!!!" Ratu itu kembali mememik
girang, kemudian melepas pelukannya dari lelaki crimson itu dan
merangkulku.
"...."
Semua terdiam, tak ada satupun yang ingin menentang ucapan Sang Ratu Sinting yang sedang mendekapku. Aku tau, mereka berfikir, 'Ratu ini benar-benar sinting. Ia bisa seenaknya saja menetapkan ulang tahun seseorang dan menetapkan umurnya.'.
"Ini hadiah ulang tahun kalian!!!!" ucap wanita itu sambil memberi bingkisan berisi kalung yang terbuat dari terngkorak.
"Aku tak suka kado ini!"
"Apa?!!!!"
"Aku benci kado ini!!!" pekik lelaki bermata crimson.
xXxXx
Di
sini hening, sepi. Keadaan ini begitu tak sepadan dengan betapa
megahnya ruangan yang aku tempati sekarang ini. Aku mengerti jelas
mengapa keheningan ini tercipta. Dan akupun mengerti jelas apa yang
orang-orang pikirkan...
'Gila! Kenapa anak itu menolak pemberian ibunya yang sinting itu?! Apa dia mau mati!!?'
"Crimson..." ucap wanita paruh baya yang berada di dekatku kepada seorang lelaki bermata crimson di depannya.
"..." ya, lelaki itu sama sekali tidak menjawab ucapan wanita bermata ocean blue tersebut.
".... Crimson... Anak bajingan! Kau menentang ibumu???...Penggal..."
Seketika, semua menahan nafas. Sekali lagi, aku tau apa yang orang-orang pikirkan...
'Sinting! Dia mau memenggal kepala anaknya sendiri??'
Heh! Aku tersenyum kecil... Mulai menyeringai... Hingga aku....
"Hah... Ahahahahahahahahahh!!!!!!!! Ahahahahahahahahhh!!!!!! Gila!!!!! Gila!!!! Kalian gila!!!!!!" jeritku sekencang-kencangnya.
"Penggal
kepala kedua anak ini!!!!!!!! Mereka melecehanku!!!!!! Aku ini
SINTING!!!!! Bukan GILA, gagak sialan!!!!!! Penggal kepalanya!!!! Penggal
kepalanya!!!!"
"Ahahahahahahhhh!!!!!!! Penggal
kepalaku!!!!!! Penggal kepalaku!!!!!! Itu nikmat bagiku!!!!!!!!!
Ahahahahahah!!!!! Sintingggg!!!!!!" kali ini giliran lelaki bermata
crimson yang memekik sekencang-kencangnya.
....
Kembali semua menahan nafas, akupun...
"Huahahahahahahahahahahahaha!!!!!!!!!!! Kita sinting!!!!!"
"Tidak! Aku lah yang sinting!! Kalian anak-anak yang gila!!!! Kubilang, PENGGAL KEPALA KEDUA ANAK ITU!!!!!!!!!!!...."
ZRASSHHHHH!!!!
Tiba-tiba
di depan mataku terdapat muncratan darah. Kemudian muncratan darah itu
mengenai wajahku dan membuatku memejamkan mata. Ketika ku seka muncratan
darah itu, aku melihat jelas jari jemari lelaki crimson itu menancap di
leher wanita yang barusan memekik hingga tewas.
Aku bergetar...
Perasaan ini seperti saat aku bertemu wanita sinting itu yang meminta pemenggalan kepala panglima yang membelakanginya...
Sejenak aku tertunduk. Kemudian kembali menyeringai lebar setelah cipratan darah kembali mengenai bagian tubuhku...
"Ahahahahahahahahahahahahhhhh!!!!!!!
Crimson sinting!!!! Bukan begitu caranya memenggal leher!!!!!! Biar aku
tunjukan caranya!!!!" pekikku sambil menikamkan kepala wanita yang
dilehernya menancap jemari crimson ke lantai dengan ganas.
"Ahahahahahahahahhhhh!!!!!
Kepalanya renyahhh!!!!! Seru kalau dihancurkan begini!!!!!!" jerit
lelaki crimson itu sambil menginjak-nginjak kepala wanita itu.
"Ahahahahahahahhh!!!!!
Kau gila!!!!!! Aku gila!!!!! Semua gila!!!!!!!
Huahahahahahahahahahh!!!!!!" girangku sambil menudingkan jari telunjukku
yang bermandikan darah ke semua orang yang di dekatku.
"Kau benarr!!!!! Gagak gila!!!!! Ah!!!! Aku belum mempraktekan apa yang kau bilang tadi, sinting!!!!"
"...."
Sekilas, kami melirik orang-orang di sekitar kami. Entah ada kekuatan magis apa, kami serentak menyeringa lebar.
"Huahahahahahahahahahahh!!!!!!"
"Ahahahahahahahahahahahahhh!!!!!"
"Sinting!!!!!!!!"
"Kau lebih dari itu!!!! Ahahahahahahahhhhh!!!!"
Kami girang bergantian. Kemudian...
"Ahahahahaha!!!!! Mereka gila!!!!"
"Huuuu...Aku gila..."
"Hiks... Ibu... Hiks..."
"Huwaaaa... Ahahahahahh!!!"
Begitulah
suara yang kami dengar. Kami sadar, ternyata orang-orang di sekeliling
kami menjadi ikutan sinting. Ada yang tertawa, menangis, merengek manja
dan lain-lain.
"..."
Aku dan Crimson kembali menyeringai puas.
"Ahahahahahahhh!!!!! Penggal kepala mereka semuaa!!!!!!"
Kami
berdua mulai menguatkan otot jari kami, menghunuskannya keleher semua
orang hingga tak bernyawa, kemudian menikamkan dan menginjak kepala
mereka sepuasnya.
Kini tempat yang kami tempati menjadi kubangan darah segar. Ahhhh... Aku menikmati itu!
xXxXxXx
"Ahahahahahahahahahahhh!!! Crimson!!!! Sudah tak ada lagi yang tersisa!!!!"
"Gilaaaaa!!!!! Aku masih belum puas, sinting!!!!!!"
"Ahahahahahahahahahah!!!!! Aku juga!!!!!!"
"Lagi!!!!!! Lagi!!!!!!!!!!"
"Ahahahahahah!!!!! Kakkkkk!!!!!! Kaaaakkkkk!!!!! Ahahahahahah!!!!!!"
"Kekekekekeke!!!!! Suaramu berubah!!!!! Ternyata kau memang seekor gagak gila!!!!!!"
"Kaakkkkkk!!!!!! Kaaaaakkkkk!!!!!!!!!!"
"Kekekekeekekekekeke!!!!!!!"
Hingga
akupun berubah di kelilingi asap hitam, berubah menjadi seekor gagak
raksasa yang busuk, menjilati darah dan memakan bangkai, dan tak lupa
crimson yang berubah menjadi iblis....
"Kaakkkkkk.....!!!! Kakkkkkk!!!!! Ahahahahahahahah!!!!!!"
end...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
take a comment, and thankyou :)